Buah pepaya diserang kutu putih pepaya
Nimfa dan kutu putih pepaya dewasa
Kutu dewasa betina
Kutu dewasa jantan
Serangan OPT baru ini menyebabkan banyak pohon pepaya di Kupang mati. Akibatnya pasokan buah pepaya berkurang sehingga harganya menjadi mahal. Bukan hanya itu, selain menyerang pepaya penghasil buah, kutu putih ini juga menyerang pepaya penghasil bunga. Perlu diketahui bahwa bunga pepaya merupakan sayuran khas orang Kupang sehingga OPT baru ini juga mengancam pasokan bunga pepaya di pasar-pasar kota Kupang.
Sebagaimana kutu putih pada umumnya, warna putih terjadi karena tubuhnya dilapisi oleh lilin. Lapisan lilin ini menyebabkan insektisida sulit dapat membunuhnya. Untuk mengatasi OPT ini diperlukan penyemprotan dengan air yang dicampur dengan deterjen. Di negara-negara lain, OPT ini dikendalikan secara hayati dengan menggunakan parasitoid Acerophagus papayae Noyes & Schauff, Anagyrus loecki Noyes, Pseudleptomastrix mexicana Noyes & Schauff yang berdasarkan hasil penelitian peneliti USDA/ARS ternyata sangat efektif. Dari ketiga parasitoid ini, Acerophagus papayae ternyata telah terintroduksi secara tidak sengaja ke Indonesia.
Parasitopd Acerophagus papayae tampak dari samping
Parasitopd Acerophagus papayae tampak dari punggung
Koloni kutu putih pepaya diparasitasi oleh Acerophagus papayae
Informasi lebih lanjut:
- Meyerdirk, D.E., Muniappan, R., Warkentin, R., Bamba, J. & Reddy, G.V.P. 2004. Biological control of the papaya mealybug, Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae) in Guam. Plant Protection Quarterly, 19: 110-114.
- Miller, D.R. and Miller, G.L. 2002. Redescription of Paracoccus marginatus Williams and Granara de Willink (Hemiptera: Coccoidea: Pseudococcidae), including descriptions of the immature stages and adult male. Proceedings of the Entomological Society of Washington, 104: 1-23.
- Muniappan, R., Meyerdirk, D.E., Sengebau, F.M., Berringer, D.D. & Reddy, G.V.P. 2006. Classical biological control of the papaya mealybug, Paracoccus marginatus (Hemiptera: Pseudococcidae) in the Republic of Palau. Florida Entomologist, 89(2): 212-217.
0 komentar:
Posting Komentar